
-kenapa kau ini?
bibir ini berpendapat
harusnya mengalunkan irama diam
-untuk apa?
untuk meredam dendam
senandungkan nada-nada perpisahan
-untuk siapa?
untuk hatiku yg telah kehilangan harapan
-mengapa?
anggap saja sebuah pelarian..
-hatimu pengecut?
bukan..ini kenyataan..
...
...
...
...
...
...
...
...
-engkau selalu saja misteri..-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar