Selasa, 11 Maret 2008

Lelaki Pengecut

bodohnya diri ini
begitunya masih berharap
sebuah pintu hatimu terbuka untukku
padahal telah kukunci sendiri dengan keraguanku
walau sebenarnya begitu besar hasratku mendekapmu

dulu lambaianmu begitu mengharapkanku ntuk singgah
hanya kubalas dengan seulas senyum kosong untukmu
kubiarkan dirimu menghilang tanpa sambutan
tanpa kepastian dariku

kebimbanganku menjerat inginku
ketakutanku akan ketulusanmu
dulu aku begitu menikmati percumbuanku
aku slalu bercumbu dengan keraguan
dan keraguanku menjadi simbol kepuasanku

kini..
aku masih berdiri bersama ketakutan
aku tak kuasa menghilangkannya
aku tak mampu melepas jeratannya
jeratan yg sungguh menyiksa
membungkam segala rasa
matanya tajam mengawasi
cakar2nya mencabik-cabik keyakinan
taring2nya mengoyak segala keberanian
dia bagai monster dikehidupan cintaku
dia selalu mencengkeram hatiku
aku tak mampu meniadakan
tak pernah bisa kubunuh
tak pernah bisa membinasakan
aku selalu menjadi budak ketakutan

masih saja kuberharap
pintumu kembali terbuka tanpa kuketuk
walau kutau waktumu tak lagi untukku
penyesalanku berujung pada penantian
aku masih disini didepan pintu menantimu

aku merindukan raut kemesraanmu
pesona kasihmu menyanjungku
senyum elokmu menguatkan asaku
aku begitu merindukan lambaianmu

maap..aku tetap menjadi lelaki pengecut..

1 komentar:

Kristina Dian Safitry mengatakan...

kenapa kau biarkan hati dan perasaan dijadikan budak ketakutan

sementara sisi hati yang lain masih mengharap pintu terbuka dan memberimu seulas senyum

ingatlah wahai sahabat, penyesalan tak pernah diawal